Akhirnya Migrasi dari Apache ke Nginx, Hasilnya Sangat Memuaskan
Mungkin sudah 7 tahun lebih saya menggunakan cloud VPS untuk menghosting blog saya sugeng.id.
Sempat beberapa kali pindah ke web hosting biasa tapi akhirnya tetap balik lagi menggunakan cloud VPS.
Selama menggunakan cloud VPS saya selalu menginstall WordPress menggunakan LAMP stack (Linux, Apache, MySQL, PHP).
Selain LAMP stack sebenarnya ada pilihan lainnya, yaitu LEMP stack (Linux, Nginx, MySQL, PHP). Singkatannya LEMP karena Nginx dibacanya Engine-X, depannya E.
Bedanya LAMP dan LEMP adalah web server yang digunakan. LAMP menggunakan Apache web server, LEMP menggunakan Nginx web server.
Saat ini Nginx adalah web server yang paling banyak digunakan di dunia. 33% lebih website di dunia menggunakan Nginx. Sedangankan Apache ada di peringkat ke dua dengan pengguna 32% di dunia.
Berikut adalah screenhot statistik penggunaan web server yang bersumber dari w3techs.com:
Jika dilihat dari statistik tersebut, 7 tahun yang lalu Apache jauh mengungguli Nginx. Tapi sejak tahun 2021 lalu, Nginx menyalip Apache di peringkat pertama.
Alasan kenapa Nginx bisa menyalip Apache adalah karena Nginx lebih unggul dalam urusan speed.
Menurut statistik, Nginx 2.5 kali lebih cepat dari Apache dan juga mengonsumsi lebih sedikit RAM.
Selain itu Nginx juga bisa digunakan sebagai load balancer dan reverse proxy. Sedangkan Apache lebih dikhususkan untuk web server saja.
Alasan Kenapa Saya Pakai Apache
Karena saya memulai menggunakan VPS sejak 7 tahun yang lalu, tidak heran jika web server yang saya gunakan adalah Apache.
Pada waktu itu Apache masih sangat populer dan kebanyakan panduan install WordPress di VPS di internet menggunakan LAMP stack.
Sejak mengetahui perkembangan pesat dan juga keunggulan Nginx, saya tertarik untuk migrasi dari Apache ke Nginx. Tapi rencana tersebut selalu saya tunda karena beberapa alasan.
Alasan pertama adalah karena LAMP stack yang saya gunakan sudah lebih dari cukup untuk menghosting blog sugeng.id yang pengunjungnya relatif sangat kecil.
Bahkan beberapa waktu lalu sempat diisengin dikirim visitor bot sampai ratusan ribut per hari tapi blog sugeng.id masih tetap normal.
Saya sempat iseng load testing blog sugeng.id menggunakan layanan gratis loader.io. Hasilnya blog sugeng.id mampu menerima sekitar 5000 kunjungan per menit, atau 7juta lebih kunjungan per hari.
Hasil tersebut didapatkan dalam keadaan plugin caching aktif. Jika caching dinonaktifkan hasilnya jauh di bawah, yaitu hanya mampu menerima sekitar 200ribu kunjungan per hari.
Jadi blog saya akan tetap aman selama tidak dapat kiriman visitor bot sampai 200ribu lebih per hari.
Spesifikasi VPS yang saya gunakanan adalah 1vCPU dan 1GB ram, spesifikasi paling minimum untuk menghosting blog WordPress.
Alasan lainnya adalah karena saya malas harus belajar konfigurasi dari awal.
Meskipun Nginx dan Apache fungsinya sama, tapi keduanya adalah teknologi yang berbeda, cara konfigurasinya juga berbeda.
Akhirnya Migrasi dari Apache ke Nginx
27 Desember 2022 adalah hari dimana saya memutuskan untuk migrasi dari Apache ke Nginx.
Yups, sekarang sugeng.id sudah menggunakan Nginx.
Hasilnya ?
Berikut:
Bener-bener gila... 10000 kunjungan per 30 detik = 28juta kunjungan per hari.
Bukan hanya itu, CPU usage hanya sekitar 20-30% ketika load testing. Response Time meningkat drastis.
Skor Performance Google Pagespeed mentok 100%:
Migrasi dari Apache ke Nginx benar-benar keputusan yang tepat. Hasilnya sangat memuaskan.
Sekarang blog sugeng.id jauh lebih cepat dan mampu manampung lebih banyak penjunjung.
Tidak sia-sia begadang belajar konfigurasi Nginx web server :D.
Penutup
Postingan ini hanya catatan pribadi saja, bukan panduan cara migrasi web server.
Bagi sobat yang memiliki pertanyaan bisa ditanyakan di kolom komentar.
diri ini mau mulai dukung produk IT indonesia, biar IT indonesia berkembang :D